Rabu, 15 Mei 2013

MAKALAH Hormon Replacement Therapy

MAKALAH
Hormon Replacement Therapy

Disusun Oleh :
1.    Darmini
2.    Gusdin Nurliwanti
3.    Minarti
4.    Nurus Safitri
5.    Sarah Tambolang
 



AKADEMI KEBIDANAN MUTIARA MAHAKAM
TAHUN AKADEMIK 2013

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahhi wabarakatuh
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa.Berkat limpahan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah tentang Hormon Replacement Therapytepat pada waktunya.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas bidang studi Kesehatan Reproduksi serta dapat memberikan kita informasi tentang Hormone Replacement Therapy lebih luas lagi dalam kehidupan sehari-hari ataupun lingkungan sekitar.
Kami menyadari bahwa tidak ada gading yang tak retak dan bukanlah gading kalau tidak retak. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati kami mohon maaf atas segala kekurangan dalam pembuatan makalah ini. Sekian dan terima kasih.
Wassalamualaikum warahmatullahhi wabarakatuh.



Samarinda, Maret 2013


Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar........................................................................................................ ii
Daftar Isi................................................................................................................ iii
BAB. I PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang..................................................................................... 1
B.       Tujuan ………………………………………………………………. 2

BAB. II PEMBAHASAN
A.    Pengertian …………………………………………………………… 3
B.     Penggunaan Terapi Sulih Hormon ………………..…………………... 4
C.     Kontra indikasi HRT ………………………………………………… 5
D.    Efek samping umum HRT ………………………..……………...…… 6
E.     Petunjuk praktis penggunaan HRT ………………..………………….. 6
F.      Keputusan Untuk menggunakan HRT ……………..……………….… 8
G.    Konseling yang efektif pada penggunaan HRT ……....……………...… 8

BAB. III PENUTUP
 Kesimpulan ............................................................................................. 11
 Saran ………………………………………………...……………...… 11
DAFTAR PUSTAKA

 
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Sampai akhir abad ini Indonesia akan dijumpai sekitar 8-10% lansia dan wanita akan lebih banyak dibandingkan dengan kaum pria. Dalam perjalanan hidupnya seorang wanita yang mencapai umur sekitar 45 tahun, mengalami penuaan indung telur, sehingga tidak sanggup memenuhi hormone esterogen. Sistem hormonal seluruh tubuh mengalami kemunduran dalam mengeluarkan hormonnya.
Menopause adalah tidak terjadinya periode menstruasi selama 12 bulan akibat dari tidak aktifnya folikel sel telur. Periode transisi menopause dihitung dari periode menstruasi terakhir diikuti dengan 12 bulan periode amenorea (tidak mendapatkan siklus haid). Menopause adalah bagian dari periode transisi perubahan masa reproduktif ke masa tidak reproduktif. Usia rata-rata menopause berkisar 43 – 57 tahun namun tidak ada cara yang pasti untuk memprediksi kapan seorang wanita akan memasuki masa menopause. Selain itu, faktor keturunan juga berperan disini, seorang wanita akan mengalami menopause pada usia tidak jauh berbeda dari ibunya.
Gejala-gejala perimenopause diantaranya adalah :
         ·            Perubahan di dalam periode menstruasi (memendek atau memanjang, lebih banyak atau lebih sedikit atau tidak mendapat menstruasi sama sekali)
         ·            Hot flashes
         ·            Keringat malam
         ·            Kekeringan pada vagina
         ·            Gangguan tidur
         ·            Perubahan mood (depresi, mudah tersinggung)
         ·            Nyeri ketika bersanggama
         ·            Infeksi saluran kemih
         ·            Inkontinensia urin (tidak mampu menahan keluarnya air seni)
         ·            Tidak berminat pada hubungan seksual
         ·            Peningkatan lemak tubuh di sekitar pinggang
         ·            Bermasalah dengan konsentrasi dan daya ingat
Kontrasepsi oral (pil) sering digunakan untuk pengobatan pada tahapan perimenopause meskipun wanita tersebut tidak memerlukannya untuk tujuan kontrasepsi. Dosis rendah pil kontrasepsi mengurangi gejala hot flashes, kekeringan pada vagina, dan sindroma premenstruasi.

B.     Tujuan
a.       Tujuan Umum
Untuk mengetahui apakah itu hormone replacement therapy.
b.      Tujuan Khusus
                                                         ·            Mengetahui manfaat hormone replacement therapy
                                                         ·            Mengetahui kontra indikasi hormone replacement therapy
                                                         ·            Mengetahui efek samping hormone replacement therapy


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian
Hormone Replacement Therapy (HRT) atau Terapi Sulih Hormon (TSH) adalah perawatan medis yang menghilangkan gejala-gejala pada wanita selama dan setelah menopause untuk menggantikan hormone yang kurang kadarnya karena tidak diproduksi secukupnya lagi akibat kemunduran fungsi organ-organ endokrin hormone.
Menopause adalah berhentinya masa haid pada wanita sehingga kemampuan untuk bereproduksi sudah tiadak ada, hal ini ditandai dengan perubahan hormonal yang nyata pada tubuhnya. Hal ini juga menyebabkan menurunnya jumlah hormon estrogen, dimana hormon ini merupakan hormon yang berhunbungan dengan sistem reproduksi, yang menyebabkan wanita merasakan gejala tak enak, termasuk panas pada wajah, vaginal kekeringan, sifat lekas marah, dan depresi. TSH secara parsial mengembalikan keseimbangan estrogen di tubuh wanita untuk mengurangi atau mengeliminasi gejala ini. THS dapat meringankan penderitaan tidak hanya pada wanita dewasa yang mengalami menopause alami, tetapi juga di wanita muda yang mungkin mengalami menopause prematur untuk alasan medis, seperti kanker atau sebab kelainan ovarium yang berhenti menghasilkan estrogen.
Sebagai tambahan dalam mengurangi gejala asosiasi dengan menopause, TSH memiliki banyak keuntungan dan bahkan proteksi dari penyakit tertentu, termasuk osteoporosis, penyakit jantung, dan stroke. Studi medis yang sedang berjalan telah menunjukkan bahwa menggunakan TSH,  dalam jangka panjang itu tidak selalu berguna, dan dalam beberapa peristiwa ini mungkin sebenarnya menaikkan resiko kanker, serangan jantung, dan penyakit lain.

B.     Penggunaan Terapi Sulih Hormon
Dimulai dengan pubertas dan berikut tiga atau empat dasawarsa, tubuh wanita mengalami siklus hormonal teratur, Hal ini memungkinkan wanita dapat hamil dan melahirkan anak. Estrogen dan hormon lainnya, progesterone, dikeluarkan oleh ovarium selama ovulasi, sebulan proses di mana telur dilepaskan dari ovarium dan dipersiapkan untuk fertilization dengan sperma. Estrogen memiliki peranan dalam hal ini sementara progesterone mempengaruhi lapisan permukaan jaringan vagina dan rahim, membuat kondisi yang banyak baik bagi ovum untuk dibuahi. Jika kehamilan tidak terjadi, bagian dari endometrium (bahan pelapis uterus) akan meluruh melalui vagina selama haid. Sebagai tambahan terhadap peranan dalam reproduksi, estrogen beredar di aliran darah, mempengaruhi bagian-bagian lain dari tubuh, termasuk otak, pembuluh darah, tulang, dan sel-sel lemak.
Pada menopause, yang dialami oleh wanita pada usia 40-an atau awal 50-an, secara berangsur-angsur ovarie berhenti menghasilkan estrogen, menyebabkan penurunan tingkat estrogen di dalam darah. Setelah lewat beberapa tahun, estrogen ini tidak lagi diproduksi yang menyebabkan berbagai, perubahan dalam organ tubuh termasuk vagina, rahim, kandung kemih, saluran kemih, payudara, tulang, hati, pembuluh darah, dan otak.
Permasalahannya sekarang adalah untuk menentukan apakah HRT harus diberikan secara rutin atau berkala pada wanita menopause berisiko terhadap osteoporosis dan kardiovaskuler Sudah terbukti bahwa estrogen dapat mencegah osteoporosis pada menopause. Sebenarnya proses osteoporosis mulai berlangsung beberapa tahun sebelum menopause, ketika kadar estrogen dalam darah mulai berkurang yaitu umur 40-50 tahun yang ditandai dengan gangguan haid. Dari hasil penelitian diketahui 10% kandungan mineral pada tulang wanita tersebut telah menurun disbanding wanita yang haidnya masih teratur, dengan demikian dianjurkan supaya HRT sudah dimulai 4-5 tahun sebelum menopause, bila gangguan jangka panjang seperti osteoporosis dan penyakit kardiovaskuler hendak dicegah. Terapi ini harus berlangsung bertahun-tahun yaitu 10-15 tahun sesudah menopause bahkan ada yang mengajnurkan seumur hidup, karena dapat disangsikan daya cegah estrogen akan menghilangkan bila substitusinya dihentikan dan proses pengeroposan tulang yang akan dilanjutkan.

Adapun strategi yang dilakukan sebagai berikut.
1.      Terapi selama 2-3 tahun untuk menghilangkan gejala akut, sesudah itu dihentikan. Bila gejala kembali kambuh terapi diulang dan diteruskan sampai tidak berulang lagi di bawah pengawasan dokter.
2.      Terapi jangka panjang paling sedikit selama 5 tahun mungkin sampai 10-15 tahun ditujukan untuk mencegah gejala menahun menopause seperti osteoporosis dan penyakit jantung koroner.
3.      Untuk menghindari timbul kembali symptom yang akut, penghentian terapi dilakukan secara bertahap yaitu dengan menurunkan dosisnya.

C.     Kontra indikasi HRT
Mutlak : tromboemoloisme (thrombosis), anemia sel sabit, penyakit serebro, hipertensi berat, uji fungsi hati setelah hepatitis abnormal, gangguan enzim.
Relatif : penyakit kardiovaskuler, DM, penyakit ginjal, TBC, kanker payudara, fibroadenasis, caendometrium, migraine dan epilepsy.



D.    Efek samping umum HRT
Mual, sakit kepala, perdarahan, depresi, perubahan emosi, nyeri tekanan pada payudara, perut kembung, siklus menstruasi yang berkepanjangan, kegagalan untuk mengurangi gejala-gejala. Efek samping HRT (estrogen) adalah kanker payudara, kanker endometrium, tromboplebitis, perdarahan bercak.
Jika sediaan progesteron digunakan bersama dengan sediaan estrogen, sebagian besar akan mengalami perdarahan bulanan sebagaimana layaknya siklus menstruasi. Efek sampingan yang mungkin dialami para wanita pengguna terapi hormon di antaranya mual, payudara menjadi lebih besar dan lebih lembut, puting payudara berdiri, dan menjadi lebih gemuk. Efek itu mungkin akan semakin berkurang seiring dengan lamanya masa terapi. Sedangkan efek sampingan yang agak jarang dijumpai, antara lain kekurangan dorongan untuk berhubungan intim, depresi, perdarahan di tengah-tengah siklus menstruasi, sakit pada dada dan persendian (kaki).

E.     Petunjuk praktis penggunaan HRT
Setiap perempuan adalah unik. Ada yang secara alami mempunyai kadar hormon estrogen tinggi dalam darahnya, ada pula yang rendah. Pemeriksaan kadar hormon dapat mendeteksi masalah ini. Semua wanita yang akan menggunakan pengobatan HRT harus memahami dan mengerti bahwa pemberian HRT bukan untuk memperlambat menopause melainkan untuk mengurangi atau mencegah keluhan atau penyakit akibat kekurangan estrogen. Adapun wanita-wanita yang direkomendasikan untuk diberi HRT adalah :
                     ·            Semua wanita klimaterik, tanpa kecuali yang ingin menggunakan HRT untuk pencegahan (meskipun tanpa keluhan)
                     ·            Semua wanita yang memiliki risiko penyakit kardiovaskuler dan osteoporosis
                     ·            Semua wanita dengan keluhan klimaterik

Penggunaan HRT sebagi pencegahan baru akan memiliki khasiat setelah 5 tahun. Anamnesis yang dilakukan dengan baik dapat mempermudah dalam menegakkan diagnosis, indikasi serta dapat memberikan informasi tentang risiko dan adanya kontraindikasi. untuk dapat menilai keluhan klimaterik dapat digunakan Menopause Rating Scale (MRS) dari green yang biasa dikenal dengan skala klimaterik green. Skala ini dapat mengukur 3 kelompok keluhan yaitu :
                     ·            Keluhan psikologis berupa jantung berdebar, perasaan tegang atau tekanan, sulit tidur, mudah tersingung, mudah panic, sulit berkonsentrasi, mudah lelah, hilang minat pada banyak hal, perasaan tidak bahagia, dan mudah menangis.
                     ·            Keluhan somatic berupa perasaan pusing, badan terasa tertekan, sebagaian tubuh terasa tertusuk duri, sakit kepala nyeri otot atau persendian tangan atau kaki terasa gatal, dan kesulitan bernafas.
                     ·            Keluhan vasomotor, berupa gejolak panass (hot flushes) dan berkeringat di malam hari.

Tiap-tiap keluhan dinilai derajatnya sesuai dengan ringan beratnya keluhan dengan memakai 4 tolak ukur skala nilai yaitu: 
1.      Nilai 0 (tidak ada) : Bila tidak ada keluhan sama sekali 
2.      Nilai 1 (sedikit) : Bila keluhan yang timbul sekali-kali dan tidak mengganggu aktivitas sehari-hari. 
3.      Nilai 2 (sedang) : Bila keluhan sering timbul tetapi belum mengganggu aktivitas sehari-hari 
4.      Nilai 3 (berat)  : Bila keluhan sering timbul dan sudah mengganggu aktivitas sehari-hari

F.      Keputusan Untuk menggunakan HRT
Untuk meningkatkan kepatuhan wanita dalam HRT, mereka perlu dijelaskan tentang untung dan ruginya, serta berikan waktu pada wanita tersebut untuk mengambil keputusan dalam penggunaan HRT. Ada beberapa hal yang harus dijelaskan dan dipantau kepada seorang wanita sebelum diberikan HRT yaitu :
1.      Pemeriksaan fisik lengkap termasuk laboratorium disamping anamnesis umum dan khusus mengenai organ reproduksi
2.      Jelaskan efek samping dari HRT seperti perdarahan peningkatan berat badan, dan kemungkinan terjadinya kanker payudara.
3.      Jelaskan cara pemakaian atau cara pemberian seperti tablet, krem,plester, injeksi serta susuk.
4.      Khasiat pengobatan umumnya baru terlihat >6 bulan dan apabila belum terlihat khasiat yang diinginkan, maka dosis obat perlu dinaikkan.
5.      pada tahp awal HRT diberrikan 5 tahun dulu dan jika dianggap perlu pengobatan dapat dilanjutkan
6.      Pemeriksaan rutin setiap 6 bulan, dan setiap 1-2 tahun perrlu dilakukan mamografi serta pap smear setiap 6 bulan.

G.    Konseling yang efektif pada penggunaan HRT
Hubungan antara bidan dan klien dalam pemberian informasi tentang HRT sangatlah penting, karena sampai saat ini masalah menopause masih sampai kontroversi, dimana klien masih merasa takut menggunakan pengobatan hormone. Klien mendapatkan informasi tentang menopause dan pengobatan hormon.  Klien mendapat informasi tentang menopause dan pengobatan hormone kebanyakan dari teman, keluarga, dan media. Informasi tersebut justru menambah kebingungan mereka. Informasi dari tenaga kesehatan sangatlah mereka butuhkan dan bagi tenaga kesehatan hendaknya meluangkan waktu untuk dapat memberikan informasi tersebut dengan benar. adapun tujuan dari konseling secara obyektif yaitu :
1.      Memberitahukan klien bahwa HRT dapat mengurangi atau mengatasi keluhan pada saat menopause
2.      Dapat mencegah dampak kekurangan estrogen dalam jangka waktu yang panjang
3.      Dapat meningkatkan kualitas hidup
Di Negara maju seperti Amerika, klien yang mendapatkan informasi yang baik dan komprehensif akan lebih patuh terhadap instruksi dari tenaga kesehatan dari pada klien yang mendapat informasi dari teman, keluarga atau media.
Menurut North American Menopause society (NAMS), mereka yang mau meneruskan HRT adalah :
1.      Wanita dengan hasil penghasilan tinggi
2.      Wanita yang memiliki pola hdup sehat
3.      Wanita yang telah diangkat rahimnya
4.      Wanita yang memiliki resiko terhadap osteoporosis
5.      Wanita yang telah mendapatkan banyak informasi tentang kerugian serta keuntungan dari HRT
6.      Wanita yang mempunyai hubungan yang baik dan dekat dengan tenaga kesehatan
7.      Wanita yang mengerti tentang dampak positif dari HRT 
8.      Wanita yang berpendidikan tinggi dan memiliki pengetahuan tentang menopause


Kunci keberhasilan konseling pada HRT adalah bagaimana konseling tersebut dapat berkesinambungan dan tidak hanya sekali pertemuan saja. Apabila klien telah menggunakan HRT konseling dapat dimanfaatkan untuk menanyakan dampak serta efek samping yang dialami oleh klien. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam konseling berkesinambungan yaitu :
1.      Menanyakan keluhan dapat teratasi atau tidak
2.      Memperhatikan tentang efek samping yang dialami oleh klien
3.      Melakukan evaluasi terhadap klien
4.      Bila perlu ganti pengobatan
5.      Mendiskusikan lamanya pengobatan
6.      Memberikan materi pendidikan yang mudah dimengerti
7.      Tujuan informasi yang baru, bila memang ada




BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Hormone Replacement Therapy (HRT) atau Terapi Sulih Hormon (TSH) adalah perawatan medis yang menghilangkan gejala-gejala pada wanita selama dan setelah menopause untuk menggantikan hormone yang kurang kadarnya karena tidak diproduksi secukupnya lagi akibat kemunduran fungsi organ-organ endokrin hormone
Dari hasil penelitian diketahui 10% kandungan mineral pada tulang wanita tersebut telah menurun disbanding wanita yang haidnya masih teratur, dengan demikian dianjurkan supaya HRT sudah dimulai 4-5 tahun sebelum menopause, bila gangguan jangka panjang seperti osteoporosis dan penyakit kardiovaskuler hendak dicegah. Terapi ini harus berlangsung bertahun-tahun yaitu 10-15 tahun sesudah menopause bahkan ada yang mengajnurkan seumur hidup, karena dapat disangsikan daya cegah estrogen akan menghilangkan bila substitusinya dihentikan dan proses pengeroposan tulang yang akan dilanjutkan.

Adapun strategi yang dilakukan sebagai berikut.
1.      Terapi selama 2-3 tahun untuk menghilangkan gejala akut, sesudah itu dihentikan. Bila gejala kembali kambuh terapi diulang dan diteruskan sampai tidak berulang lagi di bawah pengawasan dokter.
2.      Terapi jangka panjang paling sedikit selama 5 tahun mungkin sampai 10-15 tahun ditujukan untuk mencegah gejala menahun menopause seperti osteoporosis dan penyakit jantung koroner.
3.      Untuk menghindari timbul kembali symptom yang akut, penghentian terapi dilakukan secara bertahap yaitu dengan menurunkan dosisnya


DAFTAR PUSTAKA

Bagus Gde Manuaba, Ida.1998.Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita.Jakarta:Arcan