Disusun
Oleh :
1. Ni
Luh Ayu Sri Lestari
2. Nurus
Safitri
3. Rosi
Budiawati
4. Winda
Absarina
AKADEMI
KEBIDANAN MUTIARA MAHAKAM
TAHUN
AKADEMIK 2013
KATA
PENGANTAR
Assalamualaikum
warahmatullahhi wabarakatuh
Puji
syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa.Berkat limpahan
karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah tentang Rendahnya Kesehatan
Lingkungan di Masyarakat Indonesia tepat pada waktunya.
Makalah
ini disusun untuk memenuhi tugas bidang studi Kesehatan Masyarakat serta dapat
memberikan kita informasi tentang makalah tentang Rendahnya Kesehatan
Lingkungan di Masyarakat Indonesia lebih luas lagi dalam kehidupan sehari-hari
ataupun lingkungan sekitar.
Kami
menyadari bahwa tidak ada gading yang tak retak dan bukanlah gading kalau tidak
retak. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati kami mohon maaf atas
segala kekurangan dalam pembuatan makalah ini. Sekian dan terima kasih.
Wassalamualaikum
warahmatullahhi wabarakatuh.
Samarinda, Maret 2013
Penulis
DAFTAR
ISI
Kata
Pengantar........................................................................................................
ii
Daftar
Isi................................................................................................................
iii
BAB. I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang.....................................................................................
1
B. Tujuan
………………………………………………………………. 2
BAB. II
PEMBAHASAN
A. Masalah Kesehatan Lingkungan Di Indonesia
................................... 3
B. Faktor Penyebab Terjadinya Masalah
Kesehatan di Indonesia …….. 5
C. Sehat adalah sarana atau alat untuk
hidup sehari-hari secara
produktif
……………………………………………………………. 6
BAB. III PENUTUP
Kesimpulan .............................................................................................
10
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kesehatan merupakan investasi untuk
mendukung pembangunan ekonomi serta memiliki peran penting dalam upaya
penanggulangan kemiskinan. Pembangunan kesehatan harus dipandang sebagai suatu
investasi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Dalam pengukuran
Indeks Pembangunan Manusia (IPM), kesehatan adalah salah satu komponen utama
selain pendidikan dan pendapatan Dalam Undang-undang Nomor 23 tahun 1992
tentang Kesehatan ditetapkan bahwa kesehatan adalah keadaan sejahtera dari
badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara
sosial dan ekonomi.
Kondisi pembangunan kesehatan secara
umum dapat dilihat dari status kesehatan dan gizi masyarakat, yaitu angka
kematian bayi, kematian ibu melahirkan, prevalensi gizi kurang dan umur angka
harapan hidup. Angka kematian bayi menurun dari 46 (1997) menjadi 35 per 1.000
kelahiran hidup (2002–2003) dan angka kematian ibu melahirkan menurun dari 334
(1997) menjadi 307 per 100.000 kelahiran hidup (2002-2003). Umur harapan hidup
meningkat dari 65,8 tahun (1999) menjadi 66,2 tahun (2003). Umur harapan hidup
meningkat dari 65,8 tahun (Susenas 1999) menjadi 66,2 tahun (2003).Prevalensi
gizi kurang (underweight) pada anak balita, telah menurun dari 34,4 persen
(1999) menjadi 27,5 persen (2004).
Bila dilihat permasalahan gizi antar
provinsi terlihat sangat bervariasi yaitu terdapat 10 provinsi dengan
prevalensi gizi kurang diatas 30% dan bahkan ada yang diatas 40% yaitu di
provinsi Gorontalo, NTB, NTT dan Papua. Kasus gizi buruk umumnya menimpa penduduk
miskin/tidak mampu. Di sisi lain masalah baru gizi seperti kegemukan, terutama
di wilayah perkotaan cenderung meningkat karena perubahan gaya hidup
masyarakat. Angka kesakitan yang tinggi terjadi pada anak-anak dan usia di atas
55 tahun, dengan tingkat morbiditas lebih tinggi pada wanita dibanding pria.
Kondisi umum kesehatan seperti
dijelaskan di atas dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu lingkungan, perilaku,
dan pelayanan kesehatan. Sementara itu pelayanan kesehatan dipengaruhi oleh
berbagai faktor antara lain ketersediaan dan mutu fasilitas pelayanan
kesehatan, obat dan perbekalan kesehatan, tenaga kesehatan, pembiayaan dan
manajemen kesehatan. Fasilitas pelayanan kesehatan dasar, yaitu Puskesmas yang
diperkuat dengan Puskesmas Pembantu dan Puskesmas keliling, telah didirikan di
hampir seluruh wilayah Indonesia. Saat ini, jumlah Puskesmas di seluruh
Indonesia adalah 7.550 unit, Puskesmas Pembantu 22.002 unit dan Puskesmas
keliling 6.132 unit. Meskipun fasilitas pelayanan kesehatan dasar tersebut terdapat
di semua kecamatan, namun pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan
masih menjadi kendala. Fasilitas ini belum sepenuhnya dapat dijangkau oleh
masyarakat, terutama terkait dengan biaya dan jarak transportasi. Fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya adalah Rumah Sakit yang terdapat di hampir semua
kabupaten/kota, namun sistem rujukan pelayanan kesehatan perorangan belum dapat
berjalan dengan optimal.
B. Tujuan
Untuk mengetahui tentang Rendahnya
Kesehatan Lingkungan di Masyarakat Indonesia
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Masalah
Kesehatan Lingkungan Di Indonesia
1. Urbanisasi
penduduk
Di Indonesia, terjadi perpindahan
penduduk dalam jumlah besar dari desa ke kota. Lahan pertanian yang semakin
berkurang terutama di pulau Jawa dan terbatasnya lapangan pekerjaan
mengakibatkan penduduk desa berbondong-bondong datang ke kota besar mencari
pekerjaan sebagai pekerja kasar seperti pembantu rumah tangga, kuli bangunan
dan pelabuhan, pemulung bahkan menjadi pengemis dan pengamen jalanan yang
secara tidak langsung membawa dampak sosial dan dampak kesehatan lingkungan,
seperti munculnya permukiman kumuh dimana-mana.
2. Tempat
pembuangan sampah
Di hampir setiap tempat di
Indonesia, sistem pembuangan sampah dilakukan secara dumping tanpa ada
pengelolaan lebih lanjut. Sistem pembuangan semacam itu selain memerlukan lahan
yang cukup luas juga menyebabkan pencemaran pada udara, tanah, dan air selain
lahannya juga dapat menjadi tempat berkembangbiaknya agens dan vektor penyakit
menular.
3. Penyediaan
sarana air bersih
Berdasarkan survei yang pernah
dilakukan, hanya sekitar 60% penduduk Indonesia mendapatkan air bersih dari
PDAM, terutama untuk penduduk perkotaan, selebihnya mempergunakan sumur atau
sumber air lain. Bila datang musim kemarau, krisis air dapat terjadi dan penyakit
gastroenteritis mulai muncul di mana-mana.
4. Pencemaran
udara
Tingkat pencemaran udara di
Indonesia sudah melebihi nilai ambang batas normal terutama di kota-kota besar
akibat gas buangan kendaraan bermotor. Selain itu, hampir setiap tahun asap
tebal meliputi wilayah nusantara bahkan sampai ke negara tetangga akibat
pembakaran hutan untuk lahan pertanian dan perkebunan.
5. Pembuangan
limbah industri dan rumah tangga
Hampir semua limbah cair baik yang
berasal dari rumah tangga dan industri dibuang langsung dan bercampur menjadi
satu ke badan sungai atau laut, ditambah lagi dengan kebiasaan penduduk
melakukan kegiatan MCK di bantaran sungai. Akibatnya, kualitas air sungai
menurun dan apabila di-gunakan untuk air baku memerlukan biaya yang tinggi.
6. Bencana alam/pengungsian
Gempa bumi, tanah longsor, gunung
meletus, atau banjir yang sering terjadi di Indonesia mengakibatkan penduduk
mengungsi yang tentunya menambah banyak permasalahan kesehatan lingkungan.
7. Perencanaan
tata kota dan kebijakan pemerintah
Perencanaan tata kota dan kebijakan pemerintah seringkali
menimbulkan masalah baru bagi kesehatan lingkungan. Contoh, pemberian izin
tempat permukinan, gedung atau tempat industri baru tanpa didahului dengan
studi kelayakan yang berwawasan lingkungan dapat menyebabkan terjadinya banjir,
pencemaran udara, air, dan tanah serta masalah sosial lain.
Perubahan
masalah kesehatan ditandai dengan terjadinya berbagai macam transisi kesehatan berupa
:
1. Transisi demografi, misalnya
mendorong peningkatan usia harapan hidup yang meningkatkan proporsi kelompok
usia lanjut sementara masalah bayi dan BALITA tetap menggantung.
2. Transisi epidemiologi, menyebabkan
beban ganda atas penyakit menular yang belum pupus ditambah dengan penyakit
tidak menular yang meningkat dengan drastis.
3. Transisi gizi, ditandai dengan gizi
kurang dibarengi dengan gizi lebih.
4. Transisi perilaku, membawa
masyarakat beralih dari perilaku tradisional menjadi modern yang cenderung
membawa resiko.
B. Faktor Penyebab Terjadinya Masalah Kesehatan di Indonesia
1. Faktor
lingkungan
a) Kurangnya
peran serta masyarakat dalam mengatasi kesehatan (masalah-masalah kesehatan).
b) Kurangnya
sebagian besar rasa tanggung jawab masyarakat dalam bidang kesehatan.
2. Faktor
perilaku dan Gaya Hidup masyarakat Indonesia
a) Masih
banyak insiden atau kebiasaan masyarakat yang selalu merugikan dan membahayakan
kesehatan mereka.
b) Adat
istiadat yang kurang atau bahkan tidak menunjang kesehatan.
3. Factor
social ekonomi
a) Tingkat
pendidikan masyarakat di Indonesia sebagian besar masih rendah.
b) Kurangnya
kesadaran dalam pemeliharaan kesehatan. Budaya sadar sehat belum merata ke sebagian
penduduk Indonesia.
c) Tingkat
social ekonomi dalam hal ini penghasilan juga masih rendah dan memprihatinkan.
4. Factor
pelayanan kesehatan
a) Cakupan
pelayanan kesehatan belum menyeluruh dimana ada sebagian propinsi di indonsia
yang belum mendapat pelayanan kesehatan maksimal dan belum merata.
b) Upaya
pelayanan kesehatan sebagian masih beriorientasi pada upaya kuratif.
c) Sarana
dan prasarana belum dapat menunjang pelayanan kesehatan.
C.
Sehat
adalah sarana atau alat untuk hidup sehari-hari secara produktif.
1. Paradigma Baru Kesehatan
Setelah tahun 1974 terjadi penemuan bermakna dalam konsep
sehat serta memiliki makna tersendiri bagi para ahli kesehatan masyarakat di
dunia tahun 1994 dianggap sebagai pertanda dimulainya era kebangkitan kesehatan
masyarakat baru, karena sejak tahun 1974 terjadi diskusi intensif yang berskala
nasional dan internasional tentang karakteristik, konsep dan metode untuk
meningkatkan pemerataan pelayanan kesehatan bagi masyarakat.
Setelah deklarasi Alma HFA-Year 2000 (1976), pertemuan
Mexico (1990) dan Saitama (1991) para ahli kesehatan dan pembuat kebijakan
secara bertahap beralih dari orientasi sakit ke orientasi sehat. Perubahan
tersebut antara lain disebabkan oleh :
a) Transisi epidemiologi pergeseran
angka kesakitan dan kematian yang semula disebabkan oleh penyakit infeksi ke
penyakit kronis, degeneratif dan kecelakaan.
b) Batasan tentang sehat dari keadaan
atau kondisi ke alat/sarana.
c) Makin jelasnya pemahaman kita
tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan penduduk.
2. Upaya Kesehatan
Program kesehatan yang mengutamakan upaya penyembuhan
penyakit dalam jangka panjang dapat menjadi bumerang terhadap program kesehatan
itu sendiri, maka untuk menyongsong PJP-II program kesehatan yang diperlukan
adalah program kesehatan yang lebih “efektif” yaitu program kesehatan yang
mempunyai model-model pembinaan kesehatan (Health Development Model) sebagai
paradigma pembangunan kesehatan yang diharapkan mampu menjawab tantangan
sekaligus memenuhi PJP-II. Model ini menekankan pada upaya kesehatan dan mempunyai
ciri-ciri sebagai berikut :
a) Mempersiapkan bahan baku sumber daya
manusia yang berkualitas untuk 20-25 tahun mendatang.
b) Meningkatkan produktivitas sumber
daya manusia yang ada.
c) Melindungi masyarakat luas dari
pencemaran melalui upaya promotif-preventif-protektif dengan pendekatan
pro-aktif.
d) Memberi pelayanan kesehatan dasar
bagi yang sakit.
e) Promosi kesehatan yang memungkinkan
penduduk mencapai potensi kesehatannya secara penuh (peningkatan vitalitas)
penduduk yang tidak sakit (85%) agar lebih tahan terhadap penyakit.
f) Pencegahan penyakit melalui
imunisasi : bumil (ibu hamil), bayi, anak, dan juga melindungi masyarakat dari
pencemaran.
g) Pencegahan, pengendalian, penanggulangan
pencemaran lingkungan serta perlindungan masyarakat terhadap pengaruh
lingkungan buruk (melalui perubahan perilaku)
h) Penggerakan peran serta masyarakat.
i)
Penciptaan
lingkungan yang memungkinkan masyarakat dapat hidup dan bekerja secara sehat.
j)
Pendekatan
multi sektor dan inter disipliner.
k) Pengembangan kebijakan yang dapat
memberi perlindungan pada kepentingan kesehatan masyarakat luas (tidak merokok
di tempat umum).
l)
Penyelenggaraan
pelayanan kesehatan dasar bagi yang sakit.
3. Kebijakan Kesehatan Baru
Perubahan paradigma kesehatan yang kini lebih menekankan
pada upaya promotif-preventif dibandingkan dengan upaya kuratif dan
rehabilitatif diharapkan merupakan titik balik kebijakan Depkes dalam menangani
kesehatan penduduk yang berarti program kesehatan yang menitikberatkan pada
pembinaan kesehatan bangsa bukan sekedar penyembuhan penyakit. Thomas Kuha
menyatakan bahwa hampir setiap terobosan baru perlu didahului dengan perubahan
paradigma untuk merubah kebiasaan dan cara berpikir yang lama.
4. Konsekuensi Implikasi dari Perubahan Paradigma
Perubahan paradigma kesehatan apabila dilaksanakan dapat
membawa dampak yang cukup luas. Hal itu disebabkan karena pengorganisasian
upaya kesehatan yang ada, fasilitas pelayanan kesehatan yang ada, adalah
merupakan wahana dan sarana pendukung dari penyelenggaraan pelayanan kesehatan
yang berorientasi pada upaya penyembuhan penyakit, maka untuk mendukung
terselenggaranya paradigma sehat yang berorientasi pada upaya
promotif-preventif proaktif, community centered, partisipasi aktif dan
pemberdayaan masyarakat, maka semua wahana tenaga dan sarana yang ada sekarang
perlu dilakukan penyesuaian atau bahkan reformasi termasuk reformasi kegiatan
dan program di pusat penyuluhan kesehatan.
5. Indikator Kesehatan
WHO menyarankan agar sebagai indikator kesehatan penduduk
harus mengacu pada empat hal sebagai berikut :
a) Melihat ada tidaknya kelainan
patosiologis pada seseorang
b) Mengukur kemampuan fisik
c) Penilaian atas kesehatan sendiri
d) Indeks massa tubuh
6. Tenaga Kesehatan
Peranan dokter, dokter gigi, perawat dan bidan dalam upaya
kesehatan yang menekankan penyembuhan penyakit adalah sangat penting.
Pengelolaan upaya kesehatan dan pembinaan bangsa yang sehat memerlukan
pendekatan holistic yang lebih luas, menyeluruh, dan dilakukan terhadap
masyarakat secara kolektif dan tidak individu.
7. Pemberdayaan Masyarakat
Dalam pembinaan dan pemberdayaan masyarakat yang sangat
penting adalah bagaimana mengajak dan menggairahkan masyarakat untuk dapat
tertarik dan bertanggungjawab atas kesehatan mereka sendiri dengan memobilisasi
sumber dana yang ada pada mereka.
8. Kesehatan dan Komitmen Politik
Masalah kesehatan pada dasarnya adalah masalah politik oleh
karena itu untuk memecahkan masalah kesehatan diperlukan komitmen politik.
Dewasa ini masih terasa adanya anggapan bahwa unsur kesehatan penduduk tidak
banyak berperan terhadap pembangunan sosial ekonomi.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
v Masalah Kesehatan Lingkungan Di Indonesia
1. Urbanisasi
penduduk
2. Tempat
pembuangan sampah
3. Penyediaan
sarana air bersih
4. Pencemaran
udara
5. Pembuangan
limbah industri dan rumah tangga
6. Bencana
alam/pengungsian
7. Perencanaan
tata kota dan kebijakan pemerintah
v Faktor Penyebab Terjadinya Masalah Kesehatan di Indonesia
1. Faktor
lingkungan
2. Faktor
perilaku dan Gaya Hidup masyarakat Indonesia
3. Faktor
social ekonomi
4. Faktor
pelayanan kesehatan
Ka, kalo boleh tau daftar pustakanya apa aja ya?
BalasHapus